
FGD Volume 2 SalingxSilang, Dukungan dan Keikutsertaan CSO di Synchronize Fest 2025
FGD (Focus Group Discussion) kedua dengan CSO (Civil Society Organization) terselenggara pada 7 Agustus 2025 di Gudskul, Jakarta. Dihadiri lebih dari 25 CSO yang pernah hadir di FGD I, juga ada beberapa CSO yang baru bergabung. Pembicaraan kali ini lebih fokus pada teknis kegiatan.
Pada kesempatan ini, mapping area D2 untuk aktivitas kolektif dan pameran karya-karya ruru yang sudah keliling dunia.

“Konsep instalasi reusable & bongkar-pasang. Instalasi ini dibuat dengan meminimalkan sampah karena bisa dipakai berulang-ulang,” kata Farid Rakun, ruru.
Sedangkan dari masing-masing CSO menyampaikan konsep keikutsertaannya. Antara lain, Tika dari Trend Asia menyampaikan tentang kampanye “Bersuara” tiap hari, target non-aktivis. Isu transisi energi, kolaborasi dengan seniman.
“Narasi climate change untuk Gen Z. Akses & prioritas disabilitas, workshop bahasa isyarat. Semua ragam disabilitas diajak berpartisipasi.,” tambah Evania dari Inklusi.

Foto: Nala Satmowi/Synchronize Fest
Konsen tentang isu inklusi ini direpresentasikan pada saat FGD II ini juga, Inklusi mengajak mitra JBI (Jura Bahasa Isyarat) karena peserta diskusi ada juga yang difabel. Selain difabel, isu kekerasan seksual dan perlunya ruang aman juga menjadi perencanaan PKBI.
“Kami juga ada buku panduan green music festival, indikator dampak. Jadi rencananya, kami bisa mengisi diskusi & booth placement,” kata Amel, Koalisi Seni.
Terkait green music festival, WWF Indonesia akan bergabung untuk kampanye pengurangan sampah plastic. CSO ini punya kampanye Plastic Smart City yang mana sejalan dengan semangat Synchronize Fest untuk mengurangi sampah.
Ke depannya, sebagaimana harapan Penabulu dan Greenpeace, ada payung isu yang terus dikampanyekan melalui festival music sehingga mampu mendorong kebijakan.