
FGD “SalingxSilang”, Kolaborasi CSO di Synchronize Fest 2025
FGD (Focus Group Discussion) Synchronize Fest dengan CSO (Civil Society Organization) terselenggara pada 18 Juni 2025 di kantor Synchronize Fest, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Sejumlah 25 perwakilan CSO dan donor menghadiri diskusi ini.
SalingxSilang merupakan tema Synchronize Fest tahun 2025. Kita hidup tidak sendiri. Di samping kita ada keluarga, kerabat dan teman-teman. Prakondisi yang menyebabkan kita bisa menjalin hubungan dengan orang-orang terdekat kita adalah alam kita ini. Maka dari itu kita perlu merawat bumi.
Caranya adalah dengan salingxsilang merawat orang-orang yang kita sayangi agar kita bisa berkolaborasi untuk merawat bumi tempat kita hidup. Ketika orang yang kita sayangi sakit, maka kita harus merawatnya. Asumsinya, orang sakit tidak akan bisa merawat bumi. Begitu juga ketika kita sakit, kita butuh orang terdekat kita untuk merawat. Maka, salingxsilang adalah rawat-merawat agar kita semua bisa merawat alam kita.
Synchronize Fest tahun ini istimewa, merayakan 10 tahun Synchronize Fest sekaligus merayakan 25 tahun ruruxdemajors. Oleh sebab itu, panggung musik bukan hanya sekadar musik tapi juga kolaborasi kolektif.
“SF lahir dari semangat independensi demajors dan komunitas seni. Kini menjelma menjadi platform kolaborasi lintas sektor: musik, advokasi, edukasi, dan ruang publik,” kata Ade Darmawan dari ruang rupa.

Selanjutnya, membuka perkenalan sekaligus paparan S.i.S.a (System Integrated for Sustainability Act), gerakan hijau Synchronize Fest, Aldila Karina, Director of Commucation Synchronize Fest menjelaskan bahwa kampanye green movement SF sudah dimulai sejak 2019. Gerakan ini tak hanya terkait dengan lingkungan misalnya pengurangan sampah, akses air minum gratis, transportasi umum juga gerakan sosial antara lain aksesibilitas difabel, saling jaga untuk gerakan pencegahan pelecehan seksual dan ruang ramah anak. Inisiatif ini masih swadaya dari Synchronize Fest. Oleh karena itu, kehadiran CSO akan memperkuat gerakan ini.
FGD ini membuka ruang diskusi untuk inisiatif para kolektif. Ide-ide kreatif para kolektif sekaligus kampanye bersama-sama untuk warga wargi di panggung Synchronize Fest yang akan digelar pada 3-5 Oktober 2025.
Berbagai usulan disampaikan oleh CSO yang hadir. Antara lain, Firman dari Trend Asia mengatakan bahwa gerakan ini tidak cukup hanya dengan kampanye individu, harus menyasar struktur. Wisnu, dari Lindungi Hutan lebih bersifat praktis yaitu organisasi ini menyediakan 500 batang pohon untuk kampanye. Sedangkan dari Humanis fokus untuk memperluas kanal kampanye ke gender, DEI (diversity, equity, Inclusivity), dan energi.
Selain itu, terkait dengan sponsor juga menjadi perhatian dari WALHI dan Greenpeace. Zamzam, Greenpeace mengatakan, “ Keterbukaan sponsor dari festival ini juga perlu kami tahu, sebab kami punya kebijakan tertentu terhadap industri yang merusak lingkungan.”
Dari FGD kali ini, ada beberapa rencana yaitu mapping kolaborasi antar-CSO dan pelaku seni, platform kampanye kolektif lintas festival, penguatan narasi publik melalui media sosial, pameran timeline sosial-politik Indonesia 25 tahun, kampanye visual di panggung & videotron, replikasi model ‘Lumbung Indonesia’ (salah satu platform kolaborasi di ruru) ke jaringan lokal & global, dan pembentukan ruang konsultasi bersama untuk logframe.
Hal ini akan ditindaklanjuti di FGD selanjutnya.

Foto: Nala Satmowi/Synchronize Fest