Bumi makin panas? Warga-wargi punya kekuatan besar untuk menjadikan planet ini tetap nyaman. Aksi-aksi kecil kita, mulai dari diri sendiri, akan mengubah dunia. Kita menyanyi, kita party, kita peduli bumi.
S.i.S.A (System Integration for Sustainability Act) adalah gerakan sederhana dari warga-wargi keluarga Synchronize Festival untuk menyanyangi bumi agar bumi tetap nyaman dihuni. Mulai tahun 2019, festival musik ini sudah menginisiasi aksi-aksi hijau yaitu less waste, bring your own tumbler, bike to synchronize, dan internal change behavior. Setiap tahun, kita akan terus meningkatkan aksi-aksi hijau yang lebih banyak, lebih berdampak.
Mengubah kebiasaan dari diri sendiri.
Pilah dan olah sampah, menuju festival less waste.
Kurangi botol plastik sekali pakai, bawa tumbler sendiri, dapat refill air minum gratis.
Kurangi emisi CO2 dengan naik sepeda ke venue, dapat akses khusus tanpa antre.
S.i.S.a mengundang Anda, organisasi, perusahaan, maupun semua pemangku kepentingan yang lain untuk bergabung dalam gerakan ini. Ide kreatif, gerakan bersama, dan dukungan dalam bentuk apapun akan memberi energi lebih bagi S.i.S.a sebab S.i.S.a adalah milik warga-wargi semua. Silakan kontak kami: Sustainabilty@synchronizefestival.com
Artikel ini dimuat di Mongabay, 27 Oktober 2024 Isu lingkungan jadi perhatian para pihak, termasuk penyelenggara hiburan. Panggung musik bisa ikut menyajikan gerakan lingkungan. Cara hidup ramah lingkungan bukan lagi sebagai gerakan namun sudah jadi cara pandang. Setidaknya, Synchronize Festival coba lakukan itu. Panggung musik merupakan medium yang strategis untuk menyerukan kampanye lingkungan. Panggung ini memiliki jumlah massa besar, loyalitas,…
Sejak 2019, Synchronize Festival mengajak warga-wargi bawa tumbler saat nonton konser. Tujuannya, untuk mengurangi sampah botol plastik sekali pakai. Kala itu, belum banyak konser musik di Indonesia (untuk tidak mengatakan satu-satunya ya), yang memperbolehkan penontonnya bawa tumbler. Jangan dibandingkan dengan Glastonburry atau konser Coldplay. Dua konser ini sudah dulu banget Hasilnya signifikan. Dari pendataan Synhcronize Festival (yang dilakukan oleh Greeners,…
Artikel ini dimuat di National Geographic Indonesia, 16 September 2024 Nationalgeographic.co.id—Indonesia negara besar, kaya budaya, tapi kenapa belum optimal memanfaatkan? Soft diplomacy untuk mengenalkan Indonesia ke dunia belum digarap serius. Jika membahas diplomasi, kerap kali berupa relasi-relasi formal dengan dahi berkerut. Ada diplomasi dengan pendekatan nonagresif yang menghubungkan antara musik (budaya), isu lingkungan, dan relasi antarnegara. Betapa musik punya kekuatan menghubungkan, menyatukan, hingga ajakan untuk…